Selasa, 31 Oktober 2017

Hina adalah aku

0 komentar
Aku tau, bahkan sesadar itu aku..
Bahwa kewajibanku bukan hanya sekedar memakai. Bukan hanya sekedar menutup.
Tapi juga menyempurnakannya, ah mungkin belum sampai tahap itu, tepatnya adalah berusaha menyempurnakan. Semoga Allah selalu memberiku hidayah.

Aku tau kewajibanku bukan hanya mematuhinya, namun juga ikhlas dalam patuh.
Sebagai hamba apapun yang diperintahkan seharusnya aku siap. Namun mengapa aku manja dengan mengeluh.
bahkan mungkin aku ingkar.
Astaghfirullah

Saat lantunan ayat suci terdengar, hatiku terketuk. Namun seringkali aku melupakan ketukannya, menganggap itu hanya tamu yang akan pulang.
Ah sebodoh itu aku.

Aku tau
Aku tau
Aku hambaNya
Tapi.........
Aku sombong sebagai hamba.
Banyak minta tapi diperintah malas!!

Ah hina.
Inikah manusia yang mengharap surgaMu?
Inikah manusia yang mengharap syafaat kekasihMu?
Inikah manusia yang mengharap akan kasih sayangMu?
Inikah manusia yang mengharap RezekiMu?
Pantaskaah?

Aku merunduk....
Tuhan aku malu pada Engkau.
Banyak mintaku.
Tapi aku sangat manja pada perintahMu.
Seakan menolak ingat hidupku terus berjalan.
Seakan menolak ingat bahwa kematian semakin dekat, langkahnya semakin terdengar jelas di telingaku.
Seakan menolak ingat bahwa au diciptakan untuk apa.

Aku tau..
Aku tau..
Tapi aku ingkar.

Aku tau..
Aku tau..
Aku tak bodoh, hanya hina.

TUHAN.
Semoga tulisan ini sebagai pengingat akan ku.
Tuhan titip bermiliyar rinduku pada Rasulullah, katakan padanya aku merindukannya.
Katakan padaNya aku sangat rindu.
Rindu teramat.
Tapi katakan padaNya, maaf apabila aku banyak mengecewakan Beliau sebagai umat.
Tuhan. Izinkan aku memandang wajah kekasihMu. Aku rindu. Sangat. Amat dalam.
Katakan padaNya diri yang hina selalu ingin bertemu padaNya.

Aku menangis.
Kenapa dunia begitu kejam membuatku lupa akan rindu pada kekasihMu?
Bukan. Bukan dunia yang kejam
Hanya saja hati mu sudah dikuasai syaitan.
a'udzubillahiminasyaitonirrajim.

Senin, 16 Oktober 2017

Definisi Bahagia

0 komentar
Selamat siang,
Maaf apabila aku pede mengatakan kalian menunggu tulisanku.
Tertawalah,sekarang, tak apa.

Sekarang kehidupan ku berubah. Aku masih seorang remaja, tapi akupun seorang ibu dan istri sekarang. Aaahhh bahagianya. Ya, definisi bahagia tak semudah itu, definisi bahagia bukan selamanya aku bahagia tanpa ada kerikil kecil yang tajam. 
Bahagia itu bisa saja saat aku berhasil mengalahkan egoku.
Mungkin juga saat aku bisa bergadang semalam suntuk untuk menjaga bayi kecilku, Fathimah.
Sesederhana itu.
Yaaa
Apalah bahagia
Ia cuma sekedar kata.


Kalau kata kalian bahagia adalah kita masing masing yang tentukan, maka aku 100% ada dipihak kalian.
Kau adalah definisi bahagia itu sendiri. 
Bahagia setiap insan berbeda.
Kau bisa saja menganggap luka jatuh dari sepeda adalah kebahagiaanmu, terserah... tak ada yang melarang, akupun begitu.
Kau bisa saja menganggap kesedihan mu adalah bahagia mu, ya sekali lagi terserah.....

Maka tahu apa aku tentang bahagia mu? Begitupun kamu.
Maka tahu apa kita tentang bahagia mereka? Begitupun mereka.

Bahagia itu luas, kau diizinkan untuk mendefinisikannya dengan bebas. Apapun itu

Minggu, 28 Mei 2017

Menerka Cinta yang Salah

0 komentar
Saat kamu salah menerka cintamu.
Menangis adalah hal termudah saat itu,
Namun bagaimana jika ada yang membenci tangisanku?tapi ia tak juga bisa membuat aku tersenyum.

Menerka cinta yang salah, 
Sebagai wanita kamu lah yang menjadi sampah dalam peran ini.
Ketika kau terbuang........ siapa yang peduli?kau berbekas,sedang dia Tidak!

Siapa yang ingin kamu salahkan?
Atau siapa yang bersedia menjadi alasan kekesalan mu?
TAK ADA. 

Ketika menerka cinta yang salah,
Bukan berarti kau mati,mungkin hanya ingin. 
Hidup tetap berjalan seiring cinta mu berjalan menuju muara indah lainnya.

Semoga Tuhan memberikan kamu yang lebih dari pada cinta mu yang kau terka HAI WANITA.

Kamis, 04 Mei 2017

Aku Tidak Terlalu Dini untuk Menjadi Ibu

0 komentar
Ah masa iya.
Yang benar saja, jika kamu merasakan posisi seorang Ibu... maka kamu akan lebih mencintainya.

IYA.
IYA
IYA.

Kukatakan iya, aku belum sepenuhnya dalam posisi 'Ibu' namun aku merasa sangat banyak pelajaran dari kehamilan ku yang sudah masuk 5 Bulan. Menyenangkan?ya aku berusaha selalu membawanya pada suasana menyenangkan.
Malas makan ini, jadi gasuka buah itu buah ini, gasuka sayurnya kalau itu dan banyak hal lainnya. Gatau kenapa rasa gasuka itu ada. Padahal sebelumnya tak ada saringan sepertinya untuk masuk kemulut ku.

Ah kamu terlalu dini.
Tidak sedikit yang mengatakan itu padaku, secara langsung atau tidak. Sindiran ataupun ungkapan.

aku katakan, aku tidak terlalu dini untuk menjadi seorang Ibu. Aku wanita, bahkan aku merasa Tuhan membisikkan 'bahwa aku kuat'. Saat AnugerahNYA ini ada dalam diri maka aku yakin akan banyak pertolongan untukku. 
Aku tidak dini untuk menjadi seorang Ibu, aku bahkan merasa beruntung lebih dahulu merasakan dribandingkan beberapa teman ku......
Kenapa?
Aku merasakan terlebih dahulu bagaimana jatuh cinta itu tidak mesti ke seorang pria.
Aku merasakan terlebih dahulu sebuah pengabdian ku.
Aku senang menjadi seorang istri sekaligus calon ibu. Dimana aku senang mengabdi buat suami dan keluargaku. Dimana Egoku harus aku buang jauh,walau kadang Ia tetap kembali. Dimana kata "Iya,aku minta maaf" tak boleh gengsi dikatakan. Dimana " Biar aku saja" adalah kata Indah yang bangga aku lantunkan.
Ahhh indah.

Aku tidak terlalu dini menjadi seorang Ibu.
Dimana bentar lagi akan ada yang merindukanku saat aku jauh darinya.
Sebentar lagi akan ada yang menangis karena aku. Dan terpenting aku tak sabar saat nanti kelak Calon Bayi ku mendoakan aku.

Calon Bayiku adalah tanggungan ku.
Adalah sumber pertanyaan dari Tuhan nantinya.
Adalah saksi kehidupanku.
Dan aku berharap kamu adalah pintu surga ku juga Nak.

Aku mencintai calon bayiku saat pertama kali denyut pertamanya.
Tendangannya kupinta setiap malam sebelum aku lelap.
Dan doa selalu banyak ku sebut namanya.
Kamu, semoga aku adalah orang yang amat beruntung melahirkanmu seperti Ibunda Baginda Rasulullah.

Aku tidak terlalu dini menjadi seorang Ibu.
Aku lebih suka dekat keluarga kini.
Menghargai apa yang namanya waktu bersama Ummi dan Abi.
Menghargai apa yang Ummi dan Abi lakukan. 

Minggu, 26 Maret 2017

aku masih kecil

0 komentar
sedewasa apapun aku...
aku masih menjadi anak kecil untuk ibuku
sehebat apapun aku di mata dunia
atau mungkin selemah apapun aku dianggap
aku adalah peri kecil ibuku

aku masih punya hak atas air mata
aku masih saja merengek untuk inginku
aku masih saja menangis karena kerinduan pada ibu
aku masih saja ingin menjadi bayi yang dipeluk ibu

tak ada yang mungkin menggantikan kenangan antara kita
antara aku dan ibu
seindah apapun cinta ku pada semua insan
tapi tetap aku lebih mencintai ibuku

maka izinkan aku menangis
maka izinkan aku berteriak dikala aku sedih
jangan larang aku
aku tak ingin
aku dewasa
namun masih anak kecil dimata ibuku

Senin, 13 Februari 2017

Bukan Puisi Cinta Buat Suamiku

0 komentar
Assalamualaikum.
Maaf jika ada rindu dengan tulisan ku.
Maaf jika aku terlalu percaya diri mengatakan hal itu.


Umur ku 20 tahun, sudah banyak di Bolg ini yang aku ceritakan. Bahkan semuanya... mungkin.
Dulu blog ini adalah teman baikku, sekarang begitu lupanya aku memiliki dia.
Maafkan

Sekarang aku lebih memiliki teman yang nyata. Yang lebih jelas mendengarkan setiap detail kehidupanku. Yang tak pernah bosan ku ceritakan sesuatu yang padahal sering ku ceritakan. Yang mengerti gejolak emosiku saat aku antusiasnua bercerita. Yang tak pernah marah mau sependek apapun ceritaku, atau bahkan panjangpun tak ada masalah baginya.

Dia yang sudah mengambil sebagian waktuku. Mencuri perhatianku. Dan aku senang tentang itu.

Dia itu bisa kau sebut 'SuamiKu'
Dia yang berani memintaku kepada orangtua ku, ahhh berani beraninya dia.

Dia yang berani menjabat tangan ayahku. Bukan memintaku dengan rayuan  dan sebatang bunga saja.

Diusiaku yang dini. Aku memutuskan untuk menerima seorang pria yang tentu baru saja aku kenal. Aku tak pernah mengenalnya saat kecil dahulu, suamiku tak pernah masuk cerita dongeng ayah-ibuku. Aku buta akan dia.

Tentu keputusan yang tidak biasa. Disaat temanku belum ada yang menikah, aku memutuskan hal terbesar itu. Aku meyakinkan hatiku.... tentu dengan gejolak yang besar. Tak mudah. Tak segampang kau berkata 'iya' untuk sejumlah kemewahan.

Saat itu, Tuhan...
Lagi lagi aku membawa Tuhanku sebagai alasan.
Ya, memang itu sewajarnya. Karena aku tak suka Tuhan dijadikan alibi semata.

Kau tau?
Jauh sebelum dia jatuh cinta padaku.
Namanya lah yang ada dalam doaku. Aku yang memintanya pada tuhan. Aku menyebut namanya begitu detail, seakan aku tak tahu apakah itu aku yang mengucap????

Jauh.
Tak berani mengungkapkan.
Siapa aku? Tak mungkin dia suka.....
Namun doa adalah pelet terindah.
Namun doa adalah pelet tak berdosa.

Semua tiba-tiba...
Tiba tiba dia menghampiriku tanpa aku yang mendekat.
Tiba tiba dia mengucap tanpa aku mengancam.
Ah keajaiban itu ada, Tuhan jelas Pasti ADA.

Dia tak rupawan, kaya dan mengagumkan. Tidak. Jauh dari itu. aku menikah dengan seorang pria yang jauh dari kata 'sempurna'. Namun bahagia itu tak bisa berdusta... aku bahagia saat dia mencintaiku tanpa ada dosa yang terpikir,itu adalah kesempurnaan. Aku dan dia menjalin tanpa ada suatu kecemasan, itulah kesempurnaan. Rupanya tak rupawan....
Namun caranya melakukanku sangatlah rupawan.


Cintanya pasti tak sempurna, namun doanya agar tuhan mencintaiku. Itulah cinta hakiki.
Dia tak tajir, namun makan sesuap nasi disampingnya seperti aku punya segalanya.

Ah itu indah.

Banyak hal lainnya.
Biarlah aku,suamiku,dan Tuhan yang mengetahui bagaimana kamu membimbingku. Membangunkanku saat sepertiga malam itu datang, namun mataku terpejam kembali. Biarlah aku, suamiku, dan Tuhan yang tahu bagaimana kamu menuntutku ke syurgaNya.

Kau memperlakukan aku benar lebih dari sebagai tulang rusukmu. Kau memperlakukan aku bak aku adalah jantungmu. Jika aku terluka, kau akan kesakitan. Kau meluruskan aku jauh sangat lembut dibanding kapas,sangat lembut dan akupun suka.

Amarah jelas ada.
Cemburu pasti hadir membayangi.
Namun cinta tak akan pernah berkata dusta.
Maaf adalah cinta yang sesungguhnya saat amarah itu ada.
Mengalah ada puisi terindah yang pernah kita lantunkan.
Mengerti adalah rindu yang sesungguhnya.
Dan lantunan doa mu adalah ketampananmu.
Diberdayakan oleh Blogger.
 

"coretan-rahmah" Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template