Minggu, 15 November 2015

untuk sang musafir dirumah ku

Sejak waktu itu datang, aku tidak pernah membiarkan diri aku untuk mudah menyadari bahwa cinta ada.
Sejak waktu itu datang, aku tidak pernah mudah percaya dengan kata yang sama.

Bukan nya aku menjadi penakut namun hanya aku tak ingin rapuh kedua kali.


Aku tak pernah menyalahkan Tuhan. karena Tuhan tak pernah tega aku kehilangan setetes darahpun.
Tuhan terlalu cinta,
Sehingga apabila aku salah......
DIA mengingatkan aku melalui lantunan kata yang dirajut.


Aku mudah untuk melupakan
Bahkan sangat mudah,tak pernah ada kesulitan.
Melupakan bukan maksud aku membenci.
Tidak....
Aku hanya bisa melupakan cepat, namun tidak untuk terbiasa.


Dari awal....
Aku melarang diri ini untuk jatuh sejatuh jatuhnya pada hal itu.
Karena tempat terjatuh yang nyaman adalah ketika aku jatuh di jalan Tuhan.


Dari awal.....
Aku sudah ikhlas apabila yang datang harus pergi.
Aku sudah tau bahwa tak akan ada yg selamanya bersamaku.


Maka pergilah,jangan ragu.
Aku tak mudah merasa tersakiti.
Maka pergilah, jangan takut aku sedih.
Aku tak mudah mengeluarkan air mata untuk itu.


Aku pernah berbisik,lakukan sesuka hatimu.
Dan aku sebagai penilai.
Karena aku tau kamu sementara disini.
Karena aku tau,kau seorang musafir yg kehilangan arah.
Itu alasan mengapa aku mengikuti permainanmu,hingga akhirnya kau menyerah.


Maka pergilah.
Aku benar tak akan mengikutimu satu langkahpun.
Aku benar tak tersakiti tingkah mu.
Aku benar tak kecewa dengan keputusanmu.

Karena dr awal sejak kau mengetuk pagar rumahku.
Dan ketika aku membukanya.....
Melihat wajahmu itu
Aku sudah siap untuk yang namanya melepas.
Aku sudah siap untuk namanya ikhlas.
Aku bahkan sudah melarang hatiku untuk jatuh sejatuh jatuhnya.
Aku bahkan sdh mengajarkan diriku bahwa semua sementara,begitu jg dgn kamu.
Sebagai tamu dirumahku.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
 

"coretan-rahmah" Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template