Senin, 16 November 2015

surat cinta buat ayah

Aku rindu pada ayah dengan segala amarahnya.
Aku rindu pada sesosok pria yang ku nanti kedatangannya malam hari.
Dengan berjuta cerita bersama miliyaran emosi kusiapkan untuk menambah hangat secangkir teh untuknya.

Aku selalu suka dengan katanya.
Aku selalu suka dengan butiran kata yang terucap dr bibirnya.


Ayah berkata,
Banyak rindu yang tidak perlu kau ucapkan.
Banyak alasan yang tidak perlu orang dengar.
Banyak cerita,yang tak pantas kau dongengkan.
Banyak cinta yang tak seharusnya kau lontarkan.

Ayah berkata,
Tak usah banyak kecewa.
Tak perlu merasa sedih akan khianat.
Tak perlu mengeluarkan airmata, air matamu terlalu berarti bahkan berharga untukku.


Ayah berkata,
Manusia penuh salah maka mudahlah memaafkan.
Manusia penuh khilaf maka cepatlah istighfar.
Manusia penuh langkah yg salah maka cepat berbaliklah.

Ayah berkata,
Aku benci apabila kau merindukan dengan alasan buta.
aku benci apabila kau menulis kata tanpa pikiran.

Ayah berkata,
Putriku........
Tak boleh ada kecewa dalam jiwamu.
Jangan mudah membenci orang.
berikanlah kesempatan kepada orang yang hampir menyakitimu.

ayah berkata,
Kau terindah, bahkan aku rela mati menjaga keindahanmu.
Kau anugerah yang Tuhan beri.
Maka tak akan aku biarkan anugerah itu hilang kecuali Dia yang merebut kembali.

ayah.....
namun sekarang aku merasa merindukan tanpa alasan.
Namun sekarang aku merasa sulit memberi kesempatan.
Namun aku sekarang merasa sulit untuk menyatakan kalau aku tdk kecewa.

Ayah.....
Bagaimana aku bisa menjadi anugerah yang kau impikan?
bagaimana aku bisa menjadi engkau yg sangat mudah memaafkan.

Ayah.......
Kau banyak mengajari aku
kau banyak berkata sempurna untukku.

Ayah berkata,
Jadilah wanita seperti embun yang menghidupkan rumput kering.

Namun ayah......
Namun....
Namun.....
Aku rindu dengan hadirmu setiap malamnya.
Mengucap salam sebelum aku siap menyongsong esok hari.

Tapi apalah aku,tak bisa memaksa kau selalu disetiap detikku.
Aku rindu hangat saat bercengkrama denganmu.
Saat kau menggelitik senyumku.
Aku rindu saat kau peluk mesra aku disaat aku bercerita betapa jahat temanku.
Aku rindu saat kau bernasihat
Aku rindu menatap mata mu yg sudah menua.

Ayah..
Betapa beruntung ibu bisa bersanding bersamamu dalam hidupnya.
Betapa beruntung ibu dapat memilikimu.

Ayah...
Apabila nanti seorang pria berani memintaku dihadapanmu.
Aku harap laki laki itu adalah seperti engkau
Aku harap lelaki itu secerdas engkau.
Aku harap lelaki itu adalah dia yang mencintai anaknya setiap detiknya.
Aku harap lelaki itu seperti engkau yang menghadirkan cinta dan kenyamanan.

Ayah,
Aku beruntung ditakdirkan bisa berjuang bersamamu.
Aku beruntung selalu bisa hadir disetiap doamu.


Ayah.....
Betapa cintanya aku dengan sosok lelaki sepertimu

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
 

"coretan-rahmah" Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template