Senin, 13 Februari 2017

Bukan Puisi Cinta Buat Suamiku

0 komentar
Assalamualaikum.
Maaf jika ada rindu dengan tulisan ku.
Maaf jika aku terlalu percaya diri mengatakan hal itu.


Umur ku 20 tahun, sudah banyak di Bolg ini yang aku ceritakan. Bahkan semuanya... mungkin.
Dulu blog ini adalah teman baikku, sekarang begitu lupanya aku memiliki dia.
Maafkan

Sekarang aku lebih memiliki teman yang nyata. Yang lebih jelas mendengarkan setiap detail kehidupanku. Yang tak pernah bosan ku ceritakan sesuatu yang padahal sering ku ceritakan. Yang mengerti gejolak emosiku saat aku antusiasnua bercerita. Yang tak pernah marah mau sependek apapun ceritaku, atau bahkan panjangpun tak ada masalah baginya.

Dia yang sudah mengambil sebagian waktuku. Mencuri perhatianku. Dan aku senang tentang itu.

Dia itu bisa kau sebut 'SuamiKu'
Dia yang berani memintaku kepada orangtua ku, ahhh berani beraninya dia.

Dia yang berani menjabat tangan ayahku. Bukan memintaku dengan rayuan  dan sebatang bunga saja.

Diusiaku yang dini. Aku memutuskan untuk menerima seorang pria yang tentu baru saja aku kenal. Aku tak pernah mengenalnya saat kecil dahulu, suamiku tak pernah masuk cerita dongeng ayah-ibuku. Aku buta akan dia.

Tentu keputusan yang tidak biasa. Disaat temanku belum ada yang menikah, aku memutuskan hal terbesar itu. Aku meyakinkan hatiku.... tentu dengan gejolak yang besar. Tak mudah. Tak segampang kau berkata 'iya' untuk sejumlah kemewahan.

Saat itu, Tuhan...
Lagi lagi aku membawa Tuhanku sebagai alasan.
Ya, memang itu sewajarnya. Karena aku tak suka Tuhan dijadikan alibi semata.

Kau tau?
Jauh sebelum dia jatuh cinta padaku.
Namanya lah yang ada dalam doaku. Aku yang memintanya pada tuhan. Aku menyebut namanya begitu detail, seakan aku tak tahu apakah itu aku yang mengucap????

Jauh.
Tak berani mengungkapkan.
Siapa aku? Tak mungkin dia suka.....
Namun doa adalah pelet terindah.
Namun doa adalah pelet tak berdosa.

Semua tiba-tiba...
Tiba tiba dia menghampiriku tanpa aku yang mendekat.
Tiba tiba dia mengucap tanpa aku mengancam.
Ah keajaiban itu ada, Tuhan jelas Pasti ADA.

Dia tak rupawan, kaya dan mengagumkan. Tidak. Jauh dari itu. aku menikah dengan seorang pria yang jauh dari kata 'sempurna'. Namun bahagia itu tak bisa berdusta... aku bahagia saat dia mencintaiku tanpa ada dosa yang terpikir,itu adalah kesempurnaan. Aku dan dia menjalin tanpa ada suatu kecemasan, itulah kesempurnaan. Rupanya tak rupawan....
Namun caranya melakukanku sangatlah rupawan.


Cintanya pasti tak sempurna, namun doanya agar tuhan mencintaiku. Itulah cinta hakiki.
Dia tak tajir, namun makan sesuap nasi disampingnya seperti aku punya segalanya.

Ah itu indah.

Banyak hal lainnya.
Biarlah aku,suamiku,dan Tuhan yang mengetahui bagaimana kamu membimbingku. Membangunkanku saat sepertiga malam itu datang, namun mataku terpejam kembali. Biarlah aku, suamiku, dan Tuhan yang tahu bagaimana kamu menuntutku ke syurgaNya.

Kau memperlakukan aku benar lebih dari sebagai tulang rusukmu. Kau memperlakukan aku bak aku adalah jantungmu. Jika aku terluka, kau akan kesakitan. Kau meluruskan aku jauh sangat lembut dibanding kapas,sangat lembut dan akupun suka.

Amarah jelas ada.
Cemburu pasti hadir membayangi.
Namun cinta tak akan pernah berkata dusta.
Maaf adalah cinta yang sesungguhnya saat amarah itu ada.
Mengalah ada puisi terindah yang pernah kita lantunkan.
Mengerti adalah rindu yang sesungguhnya.
Dan lantunan doa mu adalah ketampananmu.
Diberdayakan oleh Blogger.
 

"coretan-rahmah" Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template