Sabtu, 21 November 2015

sepenuhnya salahku.

0 komentar
Aku merasa berdosa telah menjadi batu untuk seseorang yang ingin berubah.
Dia adalah orang baik,
Orang yang hanya ingin patuh pada Tuhannya.
Lalu aku merasa aku telah mengganggu sebuah proses suci itu.
Aku seperti menjelma sebagai orang jahat dalam kehidupannya.
Aku seperti ditakdirkan sebagai suatu cobaan akan proses suci itu.
Aku salah.....
Maafkanlah.

Namun,
Siapa yang merasa bersalah dengan apa yang berubah atas aku?
Yang kemarin seperti bukan aku
Aku tak pernah seperti itu sebelumnya
Aku dulu adalah orang yang pintar dalam menolak
Aku dulu adalah orang yang tega untuk menghentikan siapa saja yang berani berucap rindu.
Lalu tiba saja aku seperti kehilangan jiwaku yang dahulu.
Lalu siapa yang bertanggung jawab?siapa yang akan merasa bersalah?

Tidak..
Tidak..

Aku tak perlu mengggugat seperti itu.
Apabila harus ada yang disalahkan atas jiwaku yang hilang.
Apabila harus ada yang berdosa atas jiwaku yang hilang.
Maka aku lah yang pantas.
Aku pantas menyalahkan diriku sendiri.
Aku seperti sengaja menyembunyikan jiwaku yang sebenarnya.
Aku seperti sengaja untuk tidak sadar.
Ya.
Aku yang salah
Aku yang berdosa
Biar aku yang menanggung

Bahkan aku membuat jiwa jiwa lembut itu cemburu.
Bahkan aku membuat jiwa jiwa lembut itu percaya dusta ku.

Aku salah.
Aku yang salah semuanya.
Aku salah telah menjadi ancaman bagi jiwa yang ingin tunduk pada Tuhannya.
Aku salah telah menjadi bara api cemburu atas hubungan bunga dan kumbang.
Aku salah telah menjadi dosa bagi diriku sendiri.
Aku salah telah menjadi warna hitam yang menimpa warna manis dalam hidupnya.

Kalau memang aku harus membenci alasan kenapa ini terjadi.
Alasannya adalah diriku.

Walau memang awalnya aku merasa tak adil mengapa sepenuhnya aku yang berdosa.
Namun.
Aku tak bisa menyalahkan dia,kamu,kau,apalagi mereka.
Aku tak mudah untuk membenci.
Walau aku kecewa dengannya.
Tapi aku bukan orang yang mudah untuk marah.
Aku bukan orang yang mudah menyatakan benci.
Lalu untuk menjadi semua tenang
Aku memilih diriku untuk disalahkan.

Tentu aku kecewa
Mengapa aku membiarkan kata cinta sangat mudah diucapkan.
Padahal dahulu aku pandai menahannya

Mengapa aku membiarkan diriku menjadi insan yang mudah merindu.
Padahal dulu aku ahli membenci seperti itu.

Aku yang bersalah atas mu.
Kau tak salah
Kau hanya jiwa yang mencoba patuh pada seruanNya.

Kau tak salah akan aku.
Hanya aku yang sedang kehilangan arah

Kau tak salah.
Aku seperti embun yang tak pernah dirindukan oleh daun hijau.

Maafkan aku yang pernah menjadi ancaman mu.

Senin, 16 November 2015

cerpen

0 komentar
Pagi itu aku terburu buru untuk mengejar bis pagi menuju suatu tempat,menghabiskan segelas susu pun rasanya sulit pagi itu. Aku benar2 berharap akan tiba lebih cepat dari keinginanku. Tapi malangnya aku, cuaca hari itu benar tak mendukung semua rencana aku. Hujan mengguyur kota kelahiran aku ini,dan lebih sialnya aku lupa meletakan payung didalam tas.
"Aku akan terlambat,tentu" gumamku dalam hati yang sedang gelisah.
Mata ku melirik kekanan dan kekiri sambil berfikir apakah ada jalan keluar. Sial!pikiran ku benar benar buntu, aku akan mati kemakan waktu di halte tempat aku berteduh ini.
Dalam keadaan panik ini tiba2 saja handphone ku berbunyi
"Kamu dimana?dosen sudah datang"
"Aku terjebak hujan,deras sekali. Jalanan macet. Mati aku rek bisa ga masuk kelasnya pak rino"
"Ya sudah,nanti aku coba izin ke beliau. Semoga beliau mengerti keadaanmu."

Ya sudah hampir satu jam aku berdiri dihalte dengan ratusan orang dan pemandangan macet didepan mata,akhirnya hujan agak mereda. Iya... Hanya mereda,bukan berhenti. Aku nekat jalan menuju halte tempat dimana seharusnya aku menunggu bis. Dengan wajah yang gak karuan,baju yang sedikit basah dan perasaan yang kecewa aku harus menunggu bis ku.

"Dek......" ucap seorang pria yang tak lagi asing bagiku.
Dia adalah mas guntur, dia adalah anak teman ayah yang tidak sengaja aku kenal saat aku menjadi panitia disuatu acara kampus. Iya,mas guntur salah satu senior ku dikampus,sekarang dia sudah lulus. Sudah bekerja dikantor perusahaan keluarganya,dia cukup mapan bagiku.

"Oalaah....mas guntur?apa kabar mas?" jawabku sedikit grogi
"Baik dek baik. Kamu mau kuliah ya?"
"Iya mas,cuma kayaknya udah gabisa masuk,lah aku kuliah jam 7 tp sekarang sudah hampir jam setengah 9"
"Kasihan kamu dek,sekarang mau kemana jadinya?"
"Tetap ke kampus sih mas,mau nemuin dosennya minta maaf sekalian aku ada rapat dikampus mas. Mas sendiri mau kemana?"
"Hmm kamu mau lulus masih aktif ya dek dikampus hebat tenan deh. Aku mau ke kantor,motor ku kebetulan aku titipkan di rumah mbah yg gajauh dr sini."

Percakapan kami cukup panjang,sehingga aku melupakan kejadian satu jam yang lalu yang membuat aku kesal.

Jujur,mas guntur adalah pria yang sudah aku kagumi hanya dr cerita ayahku saja.
Apalagi saat aku bertemu dan berkenalan dengan mas guntur. Namun kekaguman ku sama mas guntur gak bisa lebih,hanya sekedar kagum junior terhadap senior. Karena aku bukan orang yang mudah untuk suka apalagi jatuh cinta. Aku yakin mas guntur pasti memiliki wanita yang sangat beruntung bisa merebut hati mas guntur.

"Wes mas bis ku sudah datang. Aku duluan"
"Iya dek hati2 salam buat dosen mu hahaha" ucapnya sambil meledekku

Saat dikampus aku langsung menemui teman kelas untuk menanyakan bagaimana keadaan kelas dan apa yg dosen tersebut katakan tentang mahasiswa yang tidak masuk karena lupa membawa payung sepertiku
"Its okay waeeee."
"Beneran oke?aku takut dibilang alasan aku tidak masuk akal"
"Wesss... Kamu temuin dosennya,tadi sih dikelas dia cuma geleng geleng kepala."

Aku mengumpulkan semua keberanianku,aku kumpulkan semua jiwa beraniku.

"Permisi pak,saya mahasiswi yang tadi absen saat kelas bapak. Saya kejebak hujan di halte,dan keadaan pagi itu macet dan saya juga lupa membawa payung karena terburu2. Saya benar2 minta maaf dan siap menerima hukuman dr bapak" ucapku lantang
"Oh kamu. Iyasudah saya maafkan kok,jarang ya mahasiswi absen minta maaf seperti kamu"

Aku menelan air ludah....legaa iya lega,malah dapat pujian. Eh tapi itu beneran pujian kan?bukan sindiran?semoga.

Hari ini walaupun aku tidak kuliah,pulang ku tetap sore karena harus mengikuti rapat untuk acara besar di kampusku yg akan diadakan sebulan lagi,waktu yg tidak lama untuk event sebesar itu. Makanya seluruh panitia termasuk aku benar2 harus dikuras tenaga pikiran dan waktu.

Sesampai dirumah aku langsung mandi dan tiduran sejenak di kasur yang menjasi zona ternyamanku saat dirumah. Dan saat itulah aku bisa membuka handphone ku yang sejak aku selesai menelpon temanku belum aku sentuh juga.
Ada pesan singkat dari seseorang

"Dek aku dapat nomor kamu dari ayahmu,maaf kalau lancang.- mas guntur " begitu kira2 isi pesan singjat tersebut.
"Oalah gapapa toh mas,aku save ya." aku hanya membalas singkat,karena aku tak tau sebenarnya harus membalas pesan seperti apa.

Sejak hari dimana mas guntur mengirim pesan itu kepadaku. Disaat itu mas guntur mulai memberikan perhatian lebih kepadaku,aku yang mulai merasa diperhatikan berpura2 tidak sadar,aku tidak mau kepedean mengartikan perhatian mas guntur.
Mas guntur jg sering menjemputku dari kampus dan mengantar didepan rumahku,namun walau begitu ayah dan ibu tidak tau jika aku dekat dgn mas guntur,karena setiap mas guntur mengantar aku balik kedua orangtuaku belum pulang dari tempat kerjanya.

Semakin hari semakin dekat aku dengan mas guntur,sampai teman dekatku bilang
"Eh kamu pacaran toh sama mas guntur?"
"Eh gila aku gak mungkin pacaran,dihajar habis dengan ayah"
"Weesss tapi kalian sama2 cinta kan?"
Kali ini aku tidak bisa menjawab pertanyaan sahabatku.

Aku tidak tau bagaimana perasaanku dengan mas guntur,begitu juga aku tidak tau perasaan mas guntur denganku,akupun takut bertanya bagaimana perasaan mas guntur.

"Aku tidak mau pd,perhatian bukan berarti sayang. Sekalipun sayang belum berarti cinta. Duh jangan...jangan...jangan jatuh cinta. Kalau ternyata kamu salah mengartikan?kasihan hatimu retak,rapuh. Toh kamu ndak boleh pacaran sama ayah ibu,wesss ndak usah dipikirin" bisiku dalam hati.


Hari ini adalah event besar kampusku yg dimana aku menjadi salah saty panitianya,sukses!!!!!sukses besar!!!! Acara ini sangat luar biasa!!! Tidak hanya mahasiswa bahkan para alumni juga datang untuk memeriahkannya.

Aku bahagia bisa menjadi panitia event ini,disini aku lebih banyak mendapatkan teman baru,relasi baru,berkenalan bercerita bahkan akrab dngan para alumni. Salah satunya adalah mbak Idzah dan mas Fikri, kebetulan mbak Idzah salah satu teman mas Guntur,walaupun bukan teman dekat tapi mbak Idzah tau tentang mas guntur.

Aku memang sengaja menyinggung sedikit tentang mas guntur
"Jadi menurut mbak,mas guntur itu isengan?"
"Hahaha iya dek,dia itu suka iseng sama temannya. Tapi ya,dia paling pinter dulu. IPKnya aja cumlaude tinggi banget."
"Oh gitu ya.."
"Tapi kabar terakhir si guntur mau nikah dek"

Aku terdiam,mataku membesar tercengang. Hatiku bergetar tiba2 saja aku terdiam.................

"Nikah sama siapa toh mbak?" ucapku cemburu
"Ndak tau mbak kalau itu,mbak sih nunggu undangannya aja hehehe"

Aku benar2 kecewa,ntah yang dikatakan mbak Idza benar atau hanya sekedar isu angkatan mereka. Tapi jujur aku cemburu,sampai akhirnya aku mengurangi komunikasi dengan mas guntur. Aku sudah tidak mau diajak jalan dengan mas guntur.

Aku sudah benar2 tidak mau mengangkat telepon dr mas guntur. Dan sampai akhirnya mas guntur datang kerumah malam hari,aku terkejut. Dia datang saat ayah dan ibu berada dirumah. Aku pura2 tidak tahu dan berharap ibu dan ayah saja yang menemuinya, biar aku mendengar dr dalam kamar saja.

Banyak sekali pembicaraan mereka,dr mulai membicarakan ayahnya mas guntur,pekerjaan mas guntur sampai ayah menyinggung kapam mas guntur akan menikah. Lalu saat asiknya aku mendengarkan pembicaraan mereka bertiga,tiba2 ibu berteriak memanggilku untuk aku keluar.

Mati.
Mati aku.

Aku keluar berpura pura biasa saja. Bertemu dengan mas guntur dan bertatap wajahnya setelah sekian lama hal itu tdk terjadi. Aku kangen,jujur rindu sekali melihat bibirnya tersenyum padaku. Lalu mas guntur tiba2 saja berani merayuku didepan ayah

"Manis sekali anak om" ucapnya seperti tidak ada malu.
Ayah dan ibu tersenyum,sedangkan aku kaget dengan mata melotot kehadapan mas guntur.

"Om, tante..mohon maaf sebelumnya. Jelas maksud kedatangan saya disini pasti penting. Selain bersilaturrahmi dengan om dan tante, guntur juga ingin bercerita, bahwa umur saya sudah cukup matang untuk meminang seorang gadis. Saya sudah memikirkan semua ini matang2. Saya tidak mau mencari yang lebih apabila saya sudah menemukan yang cukup. Karena jelas manusia tidak akan ada cukupnya,apabila dikasih lebih maka tetap saja berharap lebih.

Saya bermaksud untuk meminta izin kepada om dan tante,saya ingin mengkhitbah putri om dan tante."

Keadaan ruangan saat itu benar2 berubah,hening.....
Ayah dan ibu pasti terkejut sekali mendengar ucapan mas guntur. Seketika semua diam,sampai akhirnya ayah dan ibu menampakan raut bahagia sambil berkata
"Serius kamu nak guntur?"
"Saya serius,apabila memang semua setuju saya akan secepatnyamembawa kedua orang tua untuk melamar secara resmi."
"Ibu dan ayah setuju nak apabila mas gunturlah yang menjadi pendamping anak kami. Karena ibu dan ayah sudah tau siapa kamu dan keluargamu. Bagaimama dengan kamu Nak?" tanya ayah kepadaku.

Jelas aku mau,sangat jelas. Aku mengagumi mas guntur sejak lama,apalagi saat kami dekat aku tambah mengaguminya. Dan ditambah saat aku mendengar mas guntur mau menikah,disaat itu aku sadar aku telah jatuh cinta dengan sosok mas guntur.
Aku hanya mengangguk tersenyun malu, hari itu mas guntur berhasil membuat aku menjadi manusia yang sangat beruntung.

Lalu aku dan mas guntur mulai bercerita pada ayah dan ibu kalau sebenarnya selama ini kami sudah dekat tanpa sepengetahuan mereka. Ibu dan ayah menanggapi hanya dengan tertawa.

"Lalu... Kenapa ada isu di angkatanmu kalau kamu mau menikah mas?"
"Jadi krn itu kamu menjauhi aku?"
Aku mengangguk
"Ya itu karena aku cerita dengan temanku kalau aku mau menikahi wanita sebentar lg,yaitu kamu"

Aku sangat malu mendengarnya...........

Dan hari pernikahanpun tiba,aku menikah sebelum aku lulus meraih gelar sarjana. Namun kuliah lanjut menjadi istri yang bain buat mas guntur akan selalu lanjut selama aku bernafas.

Cinta memang bisa turun bersama dengan turunnya hujan.
Bahkan tak aku duga sebelumnya.
Aku belum pernah mencintai sesosok pria kecuali ayahku.
Aku belum pernah berani mengucap cinta dengan pria lain selain ayahku.
Dan sekarang aku menemukan pria yang berhasil membagi cintaku kepada kedua pria.
Seperti dongeng dimana ketidak sengajaan bertemu akan menjadi cinta.
Semoga cinta ini cinta yang datang dr maha pemilik cinta.
Semoga cinta ini menjadi jembatan buat kita menuju cinta yang abadi.

surat cinta buat ayah

0 komentar
Aku rindu pada ayah dengan segala amarahnya.
Aku rindu pada sesosok pria yang ku nanti kedatangannya malam hari.
Dengan berjuta cerita bersama miliyaran emosi kusiapkan untuk menambah hangat secangkir teh untuknya.

Aku selalu suka dengan katanya.
Aku selalu suka dengan butiran kata yang terucap dr bibirnya.


Ayah berkata,
Banyak rindu yang tidak perlu kau ucapkan.
Banyak alasan yang tidak perlu orang dengar.
Banyak cerita,yang tak pantas kau dongengkan.
Banyak cinta yang tak seharusnya kau lontarkan.

Ayah berkata,
Tak usah banyak kecewa.
Tak perlu merasa sedih akan khianat.
Tak perlu mengeluarkan airmata, air matamu terlalu berarti bahkan berharga untukku.


Ayah berkata,
Manusia penuh salah maka mudahlah memaafkan.
Manusia penuh khilaf maka cepatlah istighfar.
Manusia penuh langkah yg salah maka cepat berbaliklah.

Ayah berkata,
Aku benci apabila kau merindukan dengan alasan buta.
aku benci apabila kau menulis kata tanpa pikiran.

Ayah berkata,
Putriku........
Tak boleh ada kecewa dalam jiwamu.
Jangan mudah membenci orang.
berikanlah kesempatan kepada orang yang hampir menyakitimu.

ayah berkata,
Kau terindah, bahkan aku rela mati menjaga keindahanmu.
Kau anugerah yang Tuhan beri.
Maka tak akan aku biarkan anugerah itu hilang kecuali Dia yang merebut kembali.

ayah.....
namun sekarang aku merasa merindukan tanpa alasan.
Namun sekarang aku merasa sulit memberi kesempatan.
Namun aku sekarang merasa sulit untuk menyatakan kalau aku tdk kecewa.

Ayah.....
Bagaimana aku bisa menjadi anugerah yang kau impikan?
bagaimana aku bisa menjadi engkau yg sangat mudah memaafkan.

Ayah.......
Kau banyak mengajari aku
kau banyak berkata sempurna untukku.

Ayah berkata,
Jadilah wanita seperti embun yang menghidupkan rumput kering.

Namun ayah......
Namun....
Namun.....
Aku rindu dengan hadirmu setiap malamnya.
Mengucap salam sebelum aku siap menyongsong esok hari.

Tapi apalah aku,tak bisa memaksa kau selalu disetiap detikku.
Aku rindu hangat saat bercengkrama denganmu.
Saat kau menggelitik senyumku.
Aku rindu saat kau peluk mesra aku disaat aku bercerita betapa jahat temanku.
Aku rindu saat kau bernasihat
Aku rindu menatap mata mu yg sudah menua.

Ayah..
Betapa beruntung ibu bisa bersanding bersamamu dalam hidupnya.
Betapa beruntung ibu dapat memilikimu.

Ayah...
Apabila nanti seorang pria berani memintaku dihadapanmu.
Aku harap laki laki itu adalah seperti engkau
Aku harap lelaki itu secerdas engkau.
Aku harap lelaki itu adalah dia yang mencintai anaknya setiap detiknya.
Aku harap lelaki itu seperti engkau yang menghadirkan cinta dan kenyamanan.

Ayah,
Aku beruntung ditakdirkan bisa berjuang bersamamu.
Aku beruntung selalu bisa hadir disetiap doamu.


Ayah.....
Betapa cintanya aku dengan sosok lelaki sepertimu

Minggu, 15 November 2015

untuk sang musafir dirumah ku

0 komentar
Sejak waktu itu datang, aku tidak pernah membiarkan diri aku untuk mudah menyadari bahwa cinta ada.
Sejak waktu itu datang, aku tidak pernah mudah percaya dengan kata yang sama.

Bukan nya aku menjadi penakut namun hanya aku tak ingin rapuh kedua kali.


Aku tak pernah menyalahkan Tuhan. karena Tuhan tak pernah tega aku kehilangan setetes darahpun.
Tuhan terlalu cinta,
Sehingga apabila aku salah......
DIA mengingatkan aku melalui lantunan kata yang dirajut.


Aku mudah untuk melupakan
Bahkan sangat mudah,tak pernah ada kesulitan.
Melupakan bukan maksud aku membenci.
Tidak....
Aku hanya bisa melupakan cepat, namun tidak untuk terbiasa.


Dari awal....
Aku melarang diri ini untuk jatuh sejatuh jatuhnya pada hal itu.
Karena tempat terjatuh yang nyaman adalah ketika aku jatuh di jalan Tuhan.


Dari awal.....
Aku sudah ikhlas apabila yang datang harus pergi.
Aku sudah tau bahwa tak akan ada yg selamanya bersamaku.


Maka pergilah,jangan ragu.
Aku tak mudah merasa tersakiti.
Maka pergilah, jangan takut aku sedih.
Aku tak mudah mengeluarkan air mata untuk itu.


Aku pernah berbisik,lakukan sesuka hatimu.
Dan aku sebagai penilai.
Karena aku tau kamu sementara disini.
Karena aku tau,kau seorang musafir yg kehilangan arah.
Itu alasan mengapa aku mengikuti permainanmu,hingga akhirnya kau menyerah.


Maka pergilah.
Aku benar tak akan mengikutimu satu langkahpun.
Aku benar tak tersakiti tingkah mu.
Aku benar tak kecewa dengan keputusanmu.

Karena dr awal sejak kau mengetuk pagar rumahku.
Dan ketika aku membukanya.....
Melihat wajahmu itu
Aku sudah siap untuk yang namanya melepas.
Aku sudah siap untuk namanya ikhlas.
Aku bahkan sudah melarang hatiku untuk jatuh sejatuh jatuhnya.
Aku bahkan sdh mengajarkan diriku bahwa semua sementara,begitu jg dgn kamu.
Sebagai tamu dirumahku.

Diberdayakan oleh Blogger.
 

"coretan-rahmah" Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template