Selasa, 23 Juni 2015

katanya kita 'kompak'

0 komentar
Kompak tidak pernah melihat warna
Kompak selalu menghargai setiap perbedaan warna selama warna itu tidak akan menghancurkan sesuatu.

Kompak bukan berarti sama. Tapi kompak adalah menjadikan yang beda berasa sama.

Untuk apa satu warna apabila hati tak pernah merasa saudara?
Untuk apa sama tapi tujuan tak pernah sama.

Kepada aku,kamu,kita yang buta dengan kekompakan. Konyol mengartikan kompak sesempit itu.

Kompak tak pernah tersimbolkan oleh apapun.
Untuk apa sama tapi saling peduli itu tak ada.
Kamu merasa orang yg peduli?
Coba fikirkan lagi,bahkan hatimu sendiri terdustai.
Kamu merasa kita adalah peduli?
Tak pernah aku rasakan kepedulian ditengah orang yang memutuskan sesuatu tanpa logika.
Yang ada kau sekarang sedang memainkan peran sebagai orang yg peduli.

Kepada kalian dan kita yang menginginkan kekompakan.
Kekompakan dan peduli adalah hal yg harus sejajar.
Dan kau selalu memaksakan kepedulian itu tanpa nurani,sehingga kamu memaksa pula hadirnya kekompakan.

Aku teringat zaman dulu dimana kalian yang 'berkuasa' membuat sedemikian jalan untuk kekompakan namun jalan yg kau buat adalah jalan buntu ataupun jalan menuju jurangmu sendiri.


Kalian dan kita yang katanya ingin ada kekompakan.
Kenapa tidak kau tumbuhkan dahulu sebuah kepedulian?
Apakau sudah merasa menumbuhkannya?
Ya,itu menurut mu. Tapi kepedulian yang kau tumbuhkan salah. Itu namanya memaksa untuk peduli.

Kepada kalian dan kira yang ingin kekompakan.
Setiap pemaksaan akan menghasilkan suatu yang terpaksa terjadi.
Aku resah,sungguh.........
Kalian selalu mengatas namakan kekompakan,kalian mengatas namakan kepedulian tapi nyatanya tak pernah aku,kamu,mereka merasa dipedulikan....

Jika ada suatu kekompakan,tak akan ada lagi seharusnya "temanku" dan "teman mu"

Jika ada suatu kepedulian,kenapa kalian menjatuhkan bukan membangkitkan.

Kau mau tau kenapa?
Karena niat.
Segalanya tumbuh dgn niat.
Kau
Iya
Kalian
Dan mungkin
Aku

Tak pernah ada niat tulus utk membangun sebuah kekompakan.
Hanya sebuah paksaan dari sebelumnya,sehingga kau turut ikut terjun dalamnya.

Karena kau tak pernah tulus mengadakan kepedulian dan kekompakan,kau hanya ingin dilihat indah dari luar sana.

Kau
Kalian
Dan
Mungkin
Aku.........
Jangan pernah mengataskan nama kompak bila kita belum bisa menciptakan suasana rumah disekumpulan kita.

Maafkan aku yg menolak kekompakan yang terpaksa ini

Sabtu, 20 Juni 2015

Setahun yang lalu

0 komentar
Tak pernah terasa waktu terus berjalan,usia ku sejak hari itu sudah berlalu satu tahun lamanya. setahun yang lalu pada saat bulan Ramadhan jua,pada waktu itu dimana aku harus merelakan sebagian waktuku demi impian. paa saat itu aku benar merasa sedang mengejar mimpi.
pada saat itu tepat setahun yang lalu dimana perasaan ku selalu di hantui keberhasilan atau tidak.

Ramadhan pada saat itu dengan segala apa yang harus aku wujudkan mendekatkan aku pada sang pencipta,dimana aku benar-benar ternganga dengan semua keajaiban DIA.
perjuangan itu benar menjadi sejarah yang nyata dan paling menggores pada tahun itu,tepatnya setahun yang lalu.

tak pernah ada henti mulut berlantun doa,menyebut seluruh kebesaranNYA. oh tuhan pada tahun itu kau mengabulkan apa yang aku citakan tanpa kau perhitungkan semua dosaku.
aku benar-benar terpecah pikir ini,mengapa aku bisa menjadi hambamu yang sejahat ini?maafkan aku.

setahun yang lalu dimana perjuangan ku tak pernah menyakitiku,dan pada akhirnya aku berada ditempat yang dimana semua orang berlomba untuk menginjakan kaki pada bukit tersebut.

tak pernah aku sebelumnya berfikir seperti apa jalanku di sini
tak pernah sekaligus aku berencana bagaimana nanti aku harus hidup disini
tak pernah aku berfikir akan menjadi apa aku setelah cita terwujud ini?
tapi tak pernah terfikirku adalah sebuah rencana awal tuhan menjadikan aku untuk berfikir bahwa aku disini akan menjadi satu gumpalan yang akan memberi warna. setidaknya jika tak ada yang membutuhkan aku,diriku sendirilah yang membutuhkan warna untuk diriku sendiri.

Tuhan....
khianat sekali aku.
setahun yang lalu.....
pada saat cita sudah aku genggam
namun aku merasa kau salah menempatkan aku disini.
"Ya,aku memang ingin. namun tepatnya bukan disini" ucap kufurku setahun yang lalu
dimana aku menangis setelah melewati apa yang aku inginkan,aku merasa aku salah ditempatkan
namun sekali lagi,tanpa melihat dosa ku kau mengirimkan malaikat malaikat dengan segala ucapan berbau syurgaMU.
aku merasa kuat setelah kau kuatkan,dan atas izinMU aku menjadi seperti tak peduli apa yang  kemarin aku tangisi.

Setahun yang lalu pula aku berucap janji
dan hanya KAU yang mampu mendengar setiap detail janji itu.
diujung dunia tersebut aku memejakan mata untuk diminta kau tuntun
pada saat itu aku percaya tanganmu selalu menggerakkan dunia sehingga aku terjatuh ditempat yang tepat.

setahun yang lalu,saat ramadhan berlalu.
mendekatkan aku pada engkau wahai pemberi warna pelangi.
sempat aku cemburu dengan keindahan pelangi
namun kau tuhan selalu mengindahkan aku dengan warna yang tak dimiliki pelangi.
jika pelangi diciptakan dengan 7 warna,namun aku diciptakan dengan miliyaran warna yang selalu menjadi indah setiap harinya.

setahun yang lalu..........
aku belajar menjadi diri sendiri.
ya awal yang sakit bercampur rindu.
namun akhirnya waktu membiasakan aku

setahun yang lalu...................
menjadi sejarah yang tertulis
dan setahun yang akan datang dari setahun yang lalu,aku menuliskan ini berharap setahun yang lalu tak akan aku siakan pada setiap masaku.

tuhan,aku mencintaimu tanpa mengenal apa itu waktu.
namun dosa ku seakan tak rela aku melakukannya
maafkan aku dengan semua khianat ini
kau selalu dekat tanpa melihat betapa menjijikannya aku.
terimakasih tuhan
jadikan setiap tahunku indah dengan ceritanya

Kamis, 11 Juni 2015

kau tak usah

0 komentar
Bintaro,5 Juni 2015.

Detik tetesan ini kapankah pelangi dapat diperoleh?
Tidak semua memang yang kita tanyakan ada jawaban.
Hanya menduga hebatku sekarang...

Seberapa inginnya aku mendekatkan kaki ini pada perbatasan dunia dengan angkasa.
Kau tau aku siapa?
Aku adalah pecahan bintang yang tertinggal karena goncangan.

Aku baru sadar bahwa puncak pemikiran itu pada saat aku sendiri.
Kenapa kau harus menyentuh apabila lembutmu itu tetap membuatku terluka?
Tak usah cari tahu siapa aku jika kamu enggan untuk menyapa

Pernahkah kamu bertanya tentang bagaimana perasaan wanita?
Jikalau tidak,lalu untuk apa wanita yang hingga sekarang kau katakan bidadari kamu?
Bidadari yang malang bertemu denganmu.

Goncangan kemarin cukup kuat sehingga serpihan bintang sepertiku tak lagi dapat dikatakan bintang.
Dan kamu seharusnya tak usah mendekat jikalau dekatmu untuk menusukku dari dekat hingga sakit itu lebih terasa.
Dan kamu tak usah tersenyum jikalau senyummu bercabang.
Dan kamu tak usah ku kenal jikalau perkenalan ini adalah titik kekesalanku.
Dan kamu........enyahlah bersama bidadari malangmu.
Diberdayakan oleh Blogger.
 

"coretan-rahmah" Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template